1. Sadda mappabbati ada artinya bunyi mewujudkan kata
2. Ada mappabbati gau artinya kata mewujudkan perbuatan
3. Gau mappabbati tau artinya perbuatan mewujudkan manusia
1.
AJA’ MUANGOAI ONRONG, AJA’TO MUACINNAI TANRE TUDANGENG, NASABA
DETUMULLEI PADECENGI TANA, RISAPPAPO MUOMPO, RIJELLO’PO MUAKKENGAU
Artinya :
Janganlah menyerakahi kedudukan, jangan pula terlalu mengingini jabatan tinggi, karena engkau tak sanggup memperbaiki Negara. Kalau dicari baru akan muncul. Kalu ditunjuk baru engkau mengaku.
Penjelasan :
Pada hakikatnya, semua orang mencita-citakan kedudukan atau jabatan tinggi, tetapi takdir dan kesempatan membawanya kea rah lain. Akan tetapi manakala keserakahan menjadi tumpuan untuk menggapai cita-cita, maka dalam perjalanan menuju cita-cita unsure moral akan dikesampingkan, bahkan fatal bila ditunjang oleh kekuasaan. Sebaliknya seorang yang beritikad baik pada umumnya mempunyai harga diri sehingga malu akan mengemis jabatan dan bila diberikan amanah dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
2. TELLU RIALA SAPPO : TAUWE RI DEWATAE, SIRI RI WATAKKALETA, NENNIYA SIRI RI PADATTA RUPA TAU
Artinya :
Hanya tiga yang dijadikan pagar : rasa takut kepada Tuhan, rasa malu pada diri sendiri, dan rasa malu kepada sesame manusia.
Penjelasan :
Rasa takut kepada Tuhan membawa ketaqwaan dan memperkuat iman. Rasa malu kepada diri sendiri akan menekan niat buruk dan memperhalus akal budi, dan rasa malu kepada sesama manusia dapat membendung tingkah laku buruk dan meninggikan budi pekerti
3. PALA URAGAE, TEBBAKKE TONGENGNGE, TECCAU MAEGAE, TESSIEWA SITULA’E
Artinya :
Tipu daya mungkin berhasil untuk sementara, tetapi kebenaran tak termusnahkan, kebenaran tetap akan hidup dan bersinar terus di dalam kalbu manusia.
Artinya :
Janganlah menyerakahi kedudukan, jangan pula terlalu mengingini jabatan tinggi, karena engkau tak sanggup memperbaiki Negara. Kalau dicari baru akan muncul. Kalu ditunjuk baru engkau mengaku.
Penjelasan :
Pada hakikatnya, semua orang mencita-citakan kedudukan atau jabatan tinggi, tetapi takdir dan kesempatan membawanya kea rah lain. Akan tetapi manakala keserakahan menjadi tumpuan untuk menggapai cita-cita, maka dalam perjalanan menuju cita-cita unsure moral akan dikesampingkan, bahkan fatal bila ditunjang oleh kekuasaan. Sebaliknya seorang yang beritikad baik pada umumnya mempunyai harga diri sehingga malu akan mengemis jabatan dan bila diberikan amanah dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
2. TELLU RIALA SAPPO : TAUWE RI DEWATAE, SIRI RI WATAKKALETA, NENNIYA SIRI RI PADATTA RUPA TAU
Artinya :
Hanya tiga yang dijadikan pagar : rasa takut kepada Tuhan, rasa malu pada diri sendiri, dan rasa malu kepada sesame manusia.
Penjelasan :
Rasa takut kepada Tuhan membawa ketaqwaan dan memperkuat iman. Rasa malu kepada diri sendiri akan menekan niat buruk dan memperhalus akal budi, dan rasa malu kepada sesama manusia dapat membendung tingkah laku buruk dan meninggikan budi pekerti
3. PALA URAGAE, TEBBAKKE TONGENGNGE, TECCAU MAEGAE, TESSIEWA SITULA’E
Artinya :
Tipu daya mungkin berhasil untuk sementara, tetapi kebenaran tak termusnahkan, kebenaran tetap akan hidup dan bersinar terus di dalam kalbu manusia.
Penjelasan :
Karena
sumber kebenaran datangnya dari Tuhan. Yang sedikit mungkin
mengalahkan yang banyak untuk sementara karena kekuatan. Akan tetapi
yang banyak tidak dapat diabaikan atau dimusnahkan. Yang banyak saja
sudah satu kekuatan apalagi yang banyak membina kekuatan.Adalah tidak mungkin matahari tenggelam di siang hari, seperti tidak mungkinnya memusnahkan kebenaran .
-Perinsip orang bugis
1. Keturunan yang diajarkan bagaimana mempertahankan kehormatan keluarga.
2. Keturunan yang dibesarkan dengan memandang perempuan sebagai simbol kehormatan keluarga.
3. Keturunan yang diajarkan untuk menjaga martabat orang lain dan dirinya sendiri.
4. Keturunan yang diajarkan untuk tidak tunduk kepada orang lain.
5. Keturunan yang ingin bebas merdeka berjuang dan berusaha untuk bertahan hidup.
6. Keturunan yang berabad abad mentalnya telah dibentuk dan ditempa dengan keras oleh gelombang
7. Keturunan yang diajarkan berani menghadapi masalah dan tidak lari dari kenyataan hidup.dan
8. Keturunan yang berani berbicara hanya jika ada BUKTI.
2. Keturunan yang dibesarkan dengan memandang perempuan sebagai simbol kehormatan keluarga.
3. Keturunan yang diajarkan untuk menjaga martabat orang lain dan dirinya sendiri.
4. Keturunan yang diajarkan untuk tidak tunduk kepada orang lain.
5. Keturunan yang ingin bebas merdeka berjuang dan berusaha untuk bertahan hidup.
6. Keturunan yang berabad abad mentalnya telah dibentuk dan ditempa dengan keras oleh gelombang
7. Keturunan yang diajarkan berani menghadapi masalah dan tidak lari dari kenyataan hidup.dan
8. Keturunan yang berani berbicara hanya jika ada BUKTI.
1. ALLUPAI PAPPADECEMMU LAO PADAMMU RUPA TAU
Lupakan kebaikan yang pernah Anda lakukan terhadap sesamamu
2. ENGNGERANGNGI PAPIJAMU LAO PADAMMU RUPA TAU
Kearifan Lokal Bangsa Bugis
|
Setumpuk
wejangan yang berhamburan di bumi kita ini. Ia bak ratnamutumanikam,
dimanapun ia berada maka kaum Bugis berhak mengaplikasikan untuk
itu. 'Sedikit' dari banyaknya mutiara itu adalah kearifan lokal di
kalangan Bangsa Bugis atau lebih dikenal dengan istilah "Ada-ada
Pappaseng" (Kata/kalimat yang mengandung tuah-tuah) yang lahir dari
moyang Bangsa Bugis. Akan Menjadi nilai luhur yang kemudian bermuara
dan membentuk budaya Siri' na Pesse'(Budaya Malu dan Harga Diri).
Terakomodir dan berhulu pada slogan 'Sipakatau' yakni, saling
memuliakan.
Berikut diantaranya:
"Iyyapa nari isseng lamunna salo'e na loanna, rekko purai ri atengngai"Artinya: Luas dan kedalaman sungai itu bisa diketahui ketika telah menyeberanginya.
Maksudnya: Sulit tidaknya suatu pekerjaan akan bisa terukur setelah mencobanya.
" Aja' mucapa'i lempue o ... arung mangkau'. Malempuko mumadeceng bicara, mumagetteng"
Artinya: Jangan sekali-kali Engkau meremehkan kejujuran wahai pemimpin! Berlaku jujurlah, serta peliharalah tutur katamu, engkaupun harus tegas.
"Temmate lempue, temmaruttung lappae, teppettu maompengnge, teppolo massalemoe"
Artinya: Takkan mati kejujuran itu, takkan runtuh yang datar, takkan putus yang kendur, takkan patah yang lentur